Jumat, 26 Agustus 2016

SEMINAR ANTISIPASI BAHAYA RADIKALISME DI KALANGAN PELAJAR

Pasilog Kodim 0505/JT Kapten Arh Marudut Sianturi menjadi pembicara dalam seminar Antisipasi Bahaya Radikalisme di wilayah Kota Adm. Jakarta Timur Angkatan Ke- IIIa yang diadakan di Aula Kantor Kota Adm. Jakarta Timur  pada Kamis, 26 Agustus 2016.

Kegiatan yang diikuti pelajar SMAN/SMKN se-Jakarta Timur, ini merupakan bagian dari program pendidikan cerdas dan bermoral di Jakarta Timur. Sekitar 15 sekolah SMA/SMK hadir dengan total peserta lebih dari 200 orang. Maraknya pemanfaatan psikologi remaja yang labil untuk diarahkan pada gerakan radikal mendorong Pemkot Jakarta Timur memberi solusi konstruktif guna menangkal pengaruh radikalisme sekaligus mencetak generasi muda cerdas dan bermoral. Kodim 0505/JT yang di hadiri oleh Kapten Arh Marudut Siaturi diundang sebagai speaker dalam kapasitasnya di bidang pendidikan karakter dan moral remaja.


Kegiatan Seminar ini adalah langkah kecil untuk memperhatikan perkembangan siswa yang tidak hanya memperhatikan aspek akademis semata, namun juga moralitasnya. Mengingat remaja adalah sasaran empuk bagi paham-paham yang justru merusak diri mereka sendiri serta kehidupan damai masyarakat.
Pemkot Jakarta Timur telah membuat berbagai macam sistem untuk menangkal paham radikal berkembang. Meski hanya terbatas di lingkup sekolah, namun setidaknya cukup mampu menekan pemikiran tersebut berkembang di kalangan pelajar SMA/SMK. Oleh karenanya, diharapkan sistim dan semangat ini bisa menular di kalangan pemerintah Kota lainnya.
Munculnya sumber pemikiran radikal di kalangan pelajar dan masyarakat, radikal adalah penafsirkan teks ajaran Islam yang literal/tekstual serta menolak penggunaan ilmu pengetahuan dalam memahaminya. Akibatnya muncul penafsiran yang mendorong orang melakukan perbuatan radikal. Terorisme substansinya bukan pada orangnya atau gerakannya, namun lebih pada paham. Selama paham ini ada dan menyebar, selama itu pula terorisme itu ada, meskipun para teroris telah ditangkap dan dihukum,


Langkah yang paling mendasar untuk menghilangkan faham ini adalah dengan Kajian-kajian Islam secara ilmiah harus dihidupkan, penataran-penataran yang harus digalakan baik di lingkungan sekolah agar remaja menjadi kritis dan tidak mudah diajak pada pemikiran yang keliru. Selain itu, kurikulum pendidikan agama baik formal maupun non formal selayaknya disisipkan konsep anti radikalisme.
Dilihat dari pelaksanaan ini peserta antusias dalam merespon materi yang disampaikan dalam sesi dua jam tersebut. Ini terlihat dari pertanyaan yang banyak dari perserta, dan harus dihentikan oleh jadwal karena masih banyak diskusi terkait kelanjutan seminar ini. Sejumlah pendamping dalam hal ini guru masing-masing sekolah dan perserta mengungkapkan seminar semacam ini perlu diadakan secara rutin dalam wadah-wadah kalangan remaja, sehingga bisa terus menjaga dari pengaruh negatif.

Tidak ada komentar: